Rabu, 31 Desember 2008

tokoh Islam - Salman Al Farisi (2)

Ketika itulah tampil seorang yang tinggi jangkung dan berambut lebat, seorang yang disayangi dan amat dihormati oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam Itulah dia Salman al-Farisi radhiyallahu 'anhu!' Dari tempat ketinggian ia melayangkan pandang meninjau sekitar Madinah, dan sebagai telah dikenalnya juga didapatinya kota itu di lingkung gunung dan bukit-bukit batu yang tak ubah bagai benteng juga layaknya. Hanya di sana terdapat pula daerah terbuka, luas dan terbentang panjang, hingga dengan mudah akan dapat diserbu musuh untuk memasuki benteng pertahanan.
Di negerinya Persi, Salman radhiyallahu 'anhu telah mempunyai pengalaman luas tentang teknik dan sarana perang, begitu pun tentang siasat dan liku-likunya. Maka tampillah ia mengajukan suatu usul kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yaitu suatu rencana yang belum pernah dikenal oleh orang-orang Arab dalam peperangan mereka selama ini.  Rencana itu  berupa penggalian  khandaq  atau  parit  perlindungan sepanjang daerah terbuka keliling kota.

Dan hanya Allah yang lebih mengetahui apa yang akan dialami Kaum Muslimin dalam peperangan itu seandainya mereka tidak menggali parit atau usul Salman radhiyallahu 'anhu tersebut.
Demi Quraisy menyaksikan parit terbentang di hadapannya, mereka merasa terpukul melihat hal yang tidak disangka-sangka itu, hingga tidak kurang sebulan lamanya kekuatan mereka bagai terpaku di kemah-kemah karena tidak berdaya menerobos kota.

Dan akhirnya pada suatu malam Allah Ta'ala mengirim angin topan yang menerbangkan kemah-kemah dan memporak-porandakan tentara mereka. Abu Sufyan pun menyerukan kepada anak buahnya agar kembali pulang ke kampung mereka ... dalam keadaan kecewa dan berputus asa serta menderita kekalahan pahit ...

Sewaktu menggali parit, Salman radhiyallahu 'anhu tidak ketinggalan bekerja bersama Kaum Muslimin yang sibuk menggali tanah. Juga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam  ikut membawa tembilang dan membelah batu. Kebetulan di tempat penggalian Salman radhiyallahu 'anhu bersama kawan-kawannya, tembilang mereka terbentur pada sebuah batu besar.
Salman radhiyallahu 'anhu seorang yang berperawakan kukuh dan bertenaga besar. Sekali ayun dari lengannya yang kuat akan dapat membelah batu dan memecahnya menjadi pecahan-pecahan kecil. Tetapi menghadapi batu besar ini ia tak berdaya, sedang bantuan dari teman-temannya hanya menghasilkan kegagalan belaka.

Salman radhiyallahu 'anhu pergi mendapatkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan minta idzin mengalihkan jalur parit dari garis semula, untuk menghindari batu besar yang tak tergoyahkan itu. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun pergi bersama Salman radhiyallahu 'anhu untuk melihat sendiri keadaan tempat dan batu besar tadi. Dan setelah menyaksikannya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meminta sebuah tembilang dan menyuruh para shahabat mundur dan menghindarkan diri dari pecahan-pecahan batu itu nanti....
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu membaca basmalah dan mengangkat kedua tangannya yang mulia yang sedang memegang erat tembilang itu, dan dengan sekuat tenaga dihunjamkannya ke batu besar itu. Kiranya batu itu terbelah dan dari celah belahannya yang besar keluar lambaian api yang tinggi dan menerangi. "Saya lihat lambaian api itu menerangi pinggiran kota Madinah", kata Salman radhiyallahu 'anhu,  sementara  Rasulullah  shallallahu 'alaihi wasallam  mengucapkan  takbir, sabdanya:

Allah Maha Besar! Ahu telah dikaruniai hunci-kunci istana negeri Persi, dan dari lambaian api tadi nampak olehku dengan nyata istana-istana kerajaan Hirah begitu pun kota-kota maharaja Persi dan bahwa ummatku akan menguasai semua itu.

Lalu  Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengangkat  tembilang  itu  kembali  dan memukulkannya ke batu untuk kedua kalinya. Maka tampaklah seperti semula tadi. Pecahan batu besar itu menyemburkan lambaian api yang tinggi dan menerangi, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam  bertakbir sabdanya:

Allah  Maha  Besar!  Ahu  telah  dikaruniai kunci-kunci negeri Romawi, dan tampak nyata olehku istana-istana merahnya, dan bahwa ummatku akan menguasainya.

Kemudian dipukulkannya untuk ketiga kali, dan batu besar itu pun menyerah pecah berderai, sementara sinar yang terpancar daripadanya amat nyala dan terang temarang. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun mengucapkan la ilaha illallah diikuti dengan gemuruh oleh kaum Muslimin. Lalu diceritakanlah oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau sekarang melihat istana-istana dan mahligai-mahligai di Syria maupun Shan'a, begitu pun di daerah-daerah lain yang suatu ketika nanti akan berada di bawah naungan bendera Allah yang berkibar. Maka dengan keimanan penuh Kaum Muslimin pun serentak berseru:

Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya .... Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya.

Tokoh Islam - Salman Al Farisi (1)

Dari Persi datangnya pahlawan kali ini. Dan dari Persi pula Agama Islam nanti dianut oleh orang-orang Mu'min yang tidak sedikit jumlahnya, dari kalangan mereka muncul pribadi-pribadi istimewa yang tiada taranya, baik dalam bidang kedalam ilmu pengetahuan dan ilmuan dan keagamaan, maupun keduniaan. 

Dan memang, salah satu dari keistimewaan dan kebesaran al-Islam ialah, setiap ia memasuki suatu negeri dari negeri-negeri Allah, maka dengan keajaiban luar biasa dibangkitkannya setiap keahlian,  digerakkannya  segala  kemampuan  serta  digalinya bakat-bakat terpendam dari warga dan penduduk negeri itu, hingga  bermunculanlah  filosof-filosof  Islam,  dokter-dokter Islam, ahli-ahli falak Islam, ahli-ahli fiqih Islam, ahli-ahli ilmu pasti Islam dan penemu-penemu mutiara Islam . 

Ternyata bahwa pentolan-pentolan itu berasal dari setiap penjuru dan muncul dari setiap bangsa, hingga masa-masa pertama perkembangan Islam penuh dengan tokoh-tokoh luar biasa dalam segala lapangan, baik cita maupun karsa, yang berlainan tanah air dan suku bangsanya, tetapi satu Agama. Dan perkembangan yang penuh berkah dari Agama ini telah lebih dulu dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bahkan beliau telah menerima janji yang benar dari Tuhannya Yang Maha Besar lagi Maha Mengetahui. Pada suatu hari diangkatlah baginya jarak pemisah dari tempat dan waktu, hingga disaksikannyalah dengan mata kepala panji-panji Islam berkibar di kota-kota di muka bumi, serta di istana dan mahligai-mahligai para penduduknya. 

Salman radhiyallahu 'anhu sendiri turut menvaksikan hal tersebut, karena ia memang terlibat dan mempunyai hubungan erat dengan kejadian itu. Peristiwa itu terjadi waktu perang Khandaq, yaitu pada tahun kelima Hijrah. Beberapa orang pemuka Yahudi pergi ke Mekah menghasut orang-orang musyrik dan golongan-golongan  kuffar  agar bersekutu menghadapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Kaum Muslimin, serta mereka berjanji akan memberikan bantuan dalam perang penentuan vang akan menumbangkan serta mencabut urat akar Agama baru ini. 

Siasat dan taktik perang pun diaturlah secara licik, bahwa tentara Quraisy dan Ghathfan akan menyerang kota Madinah dari luar, sementara Bani Quraidlah (Yahudi) akan menyerang-nya dari dalam -- yaitu dari belakang barisan Kaum Muslimim sehingga mereka akan terjepit dari dua arah, karenanya mereka akan hancur lumat dan hanya tinggal nama belaka.


Menjadi wirausahawan muda, bikin bangga

Sekarang uda nggak jamannya lagi bilang, “ ma, uang sakunya mana? ”. Bukan bermaksud mencoba menggugurkan kewajiban orang tua untuk menafkahi kita lho… Tapi apa kita ndak malu sama rumput yang bergoyang (hehe…rumput kl kena angin kan emang bergoyang… ). Maksudnya kalo’ kita bisa menjadi wirausaha sejak muda, kita bakalan bangga (ingat, bangga bukan berarti sombong). Alasannya selain kita bisa membantu teman kita yang “mungkin kurang beruntung” (dengan merekrutnya jadi karyawan kah, ato lainnya) kita juga bisa dapat memenuhi kebutuhan atau bahkan keinginan kita sendiri. (Lho Kenapa kita mikirin orang lain ???..) Bukannya kita selama ini tidak menyadari bahwa kita bisa menjadi seperti ini karena banyak orang yang “disadari atau tidak” telah memikirkan kita lho.. seperti guru-guru kita dan masih banyak lagi.



Nah itulah enaknya kl uda punya usaha sendiri. Tapi sobat, gimana dengan aktivitas sekolah kita kalo kita punya usaha…., kan terganggu? Begitulah biasanya anak muda yang belum merasakan nikmatnya berbisnis bertanya. 

Justru itu tantangan dan seninya hidup. Kita musti belajar sejak dini membagi waktu yang proporsional antara berbagai aktivitas keseharian kita. Tau nggak kalo sebenarnya kita tidak sadar bahwa kita mampu membagi waktu antara belajar, bermain, beribadah, bahkan mungkin berpacaran (kalo boleh ngasi saran selagi masih muda jangan pacaran dulu lah…), berolahraga dan seabrek aktivitas lainnya, mengapa kita tidak bisa menambahkan menu ‘bisnis’ di dalam agenda keseharian kita…?

Diantara kita mungkin ada yang sudah mendapat banyak pelajaran berharga mengenai tata cara berbisnis dengan efektif karena kedua orang tuanya telah memiliki kerajaan bisnis yang luar biasa. Dengan begitu mereka tidak tidak perlu lagi bersusah payah membangun bisnis dari nol. Tapi perlu diingat…..ndak semua generasi penerus bisa mempertahankan atau mengembangkannya lho. Ada juga yang justru hancur. 

Namun bagi yang belum punya bekal berwirausaha jangan patah hati dulu…Banyak disekitar kita yang bisa menjadi ‘guru’ kita untuk belajar bisnis. Disekitar kita ada paman, paklik, om, tante, kerabat, teman hingga orang yang enggak kita kenal sekalipun yang bisa membagikan seabrek ilmunya bagi kita. Kita juga bisa mendapatkan referensi melalui majalah-majalah tentang wirausaha, buku-buku, internet dan media lain yang sobat lebih tau .

Di tulisan lainnya, akan dibahas lebih banyak mengenai kiat menemukan ide bisnis, cara memulai bisnis, bagaimana membangun jaringan bisnis, terapi (ciee…kayak kerasukan jin aja pake terapi) saat gagal dalam bisnis, dan masih banyak lagi dech. So, jangan sungkan2 berkunjung. Sampai ketemu di tulisan berikutnya.